Baikan
Sabiru menuruni tangga demi tangga, tatapan mata nya langsung tertuju pada lelaki yang sekarang berstatus kekasihnya.
Dengan mimik wajah yang bisa di bilang tidak suka, Sabiru mulai berjalan mengarah Mahendra untuk duduk di samping Mahendra.
“Apa?” Tanya ketus Sabiru
Bukannya menjawab lelaki ini malah asik memandang wajah Sabiru dengan lekat. “Apa sih?”
Lelaki ini masih tetap terdiam dan masih setia memandang wajah Sabiru. “Kamu ga ngomong aku ke kamar lagi” Tegas Biru
“Udah ya jangan marah? Aku ga mau kita putus okey?” Kali ini Mahendra meraih tangan Biru lalu mengelus secara perlahan.
Sabiru yang kebingungan harus menjawab apa, wanita ini benar benar masih menyayangi Mahendra bahkan untuk berpisah pun Biru tidak sanggup. Memang benar Biru mengajak Mahendra untuk berpisah, tetapi itu hanyalah gertakan semata.
“You okey babe?”
“He'em”
“He'em apa?” Mahendra kembali bertanya
“Nanya mulu ah males banget” Sabiru pun memalingkan wajah nya, Biru tidak tahan untuk tidak tersenyum di hadapan lelaki ini.
Entahlah Biru memang aneh, dia bisa sangat kesal kepada kekasih nya tetapi rasa kesal itu bisa saja tiba tiba runtuh saat wajah lelaki ini berada di depannya.
“Sini sini peluk” Mahendra merentangkan tangan bertujuan mendekap wanitanya.
Dengan semangat Sabiru memeluk Mahendra menenggelamkan kepala di dada Mahendra. “Udah ya jangan marah marah sayang” Lembut nya tangan Mahendra saat mengelus rambut Biru membuat Sabiru luluh seketika.
“Ehh mama ganggu ya” tiba tiba saja mama Sabiru lewat di depan pasangan yang sedang di mabuk cinta ini.
“Apaan sih mama kepo deh lewat lewat” Kekeh Biru
“Mahendra nginep sini aja nak, udah malem loh. Belum lagi perjalanan 2 jam itu lama”
“Aduh tante nggak aja deh, ngerepotin”
“Engga kok, siapa yang ngerepotin. Udah tidur sini aja ada kamar tamu yang kosong kok”
“Oh iya tante mau tidur dulu ya, Malla mama masuk kamar dulu ya. Pintu pintu di kunci ya nak jangan lupa” lanjut mama Sabiru
“Iya mahhh”
Setelah itu mama Sabiru pergi meninggalkan dua sejoli ini. “Yaudah sana tidur, itu kamar nya” Jelas Sabiru sambil menunjuk kamar kosong di rumah nya.