DanJa

Dengan cepat Danny keluar dari mobil nya saat melihat senja muncul dari pintu rumah. “Ehh danny, ngapain keluar? Maaf ya nunggu lama”

Hanya di balas senyum oleh lelaki tampan ini, segera danny membukakan pintu mobil untuk senja masuk kedalam mobil mewah miliknya. “Masuk manis” senyum senja terbit saat mendengar kata 'manis' yang keluar dari mulut danny.

Senja pun menempatkan diri nya di kursi samping kursi pengemudi. Danny menutup pintu mobilnya dan ia masuk ke dalam mobil lalu duduk di kursi pengemudi. “Sabuknya”

Danny mendekat ke arah senja untuk memasangkan sabuk kepada senja. “Ehh”

Kaget bukan main di saat wajah mereka berpas an dengan jarak kurang dari sejengkal telapak tangan orang dewasa. Danny menatap lekat mata senja, jujur saja senja sebenarnya tak mampu menatap danny. Tetapi ia rasa, ia harus menatap danny juga.

“Senja” lirih danny dengan posisi yang masih sama. “Humm kenapa?”

“Kamu manis banget” darah seketika terasa terhenti, detak jantung senja yang cepat bahkan terdengar dari kuping danny. “Deg deg an ya? Maaf ya bikin kamu ga nyaman” Danny tersenyum lalu kembali duduk di kursi pengemudi.

“Siapa bilang ga nyaman? Nyaman kok” senja tersenyum melihat kesamping menatap danny.

“Senja dengerin aku” ucap Danny “Apa?”

“Kalau aku menang, kamu jadi pacar aku” Deg! Begitulah kira kira suara kaget jantung senja. “Kalau kamu kalah?” Senja melontarkan kalimat yang membuat danny tersenyum.

“Kamu tetep jadi pacar aku” “Kok kamu maksa sih?”

“Emang pemaksaan senja, kamu nolak? Kamu tetep jadi pacar aku” Danny tersenyum dengan bangga menatap mata senja.

“Danny” Panggil senja “Hmm?” Mata nya masih sangat jelas menatap gadis manis di samping nya.

“Senyum kamu, jangan luntur ya. Kalau ada apa apa cerita sama aku” entah dapat pikiran dari mana, senja kali ini benar benar serius dalam berkata.

“Lihat ini” Danny mengeluarkan kotak cincin yang berada di sakunya. “Apa itu?”

“Cincin, buat kamu” “Kok kamu repot repot sih, kamu ga perlu loh beliin yang beginian”

“Udah gapapa senja, tangan tangan kamu mana?” Senja pun memberikan tangannya kepada danny.

Dengan pedenya danny memegang jemari senja dan memasang kan cincin itu ke jari tengah milik senja.

“Cantik” celetuk danny “Kamu suka?” Tanya danny dengan tangan yang masih memegang jemari senja sambil kembali menatap mata gadis itu.

“Suka” senja pun mengangguk di iringi senyum indah.

“Udah yuk, nanti telat” ajak senja. Danny melepaskan genggaman nya perlahan dan mulai melajukan mobilnya.