Danny & Senja

Dengan muka lusuh beserta mata sembab nya senja bersiap untuk keluar dari rumah. Sebenarnya ia sangat malas untuk keluar, kasur nya yang empuk dan selimut nya yang hangat sudah cukup membuat senja begitu nyaman.

Sakit, itu yang senja rasakan. Entah sejak kapan rasa itu datang yang pasti senja menyimpan rasa untuk jayden lelaki yang selama ini menjadi teman sekelas nya. Berawal dari meminjam catatan milik jayden di situ kisah mereka di mulai.

“Danny, maaf ya nunggu lama” suara pelan nan lesu keluar dari bibir manis milik perempuan cantik tepat di depan danny. “iya engga papa senja, yaudah yuk naik sini. Maaf ya pakek motor, gapapa kan?”

Senja mulai menaiki sepeda motor milik danny, pertanyaan danny hanya di balas anggukan oleh senja.

Tanpa gadis itu bilang pun danny tau apa yang sebenarnya terjadi, untuk sekarang danny merasa nyaman berada di dekat senja. Hati danny masih sepenuhnya milik unna, perempuan yang beberapa minggu lalu memutuskannya tanpa sebab.

“senja mau makan apa?” tanya danny kebingungan pasal nya perempuan itu hanya terdiam di atas kendaraan beroda dua milik danny.

“senja? Hey jangan melamun dong, nanti jatoh loh” Ucap danny lagi

“ohh danny manggil? Maaf maaf danny, ga fokus hehe” Perempuan itu kaget

“mau makan apa senja?” tanya danny “pecel lele boleh?”

“boleh dong kenapa ga boleh, tapi yakin mau pecel lele aja? Gapapa di pinggir jalan?” danny lumayan bingung, mungkin baru kali ini danny bertemu perempuan yang mau mau saja di ajak ke tempat yang bisa di bilang tidak 'berkelas'.

Tak terasa perjalanan mereka berhenti di suatu tempat makan lesehan di pinggir jalan.

“ayo turun sen” “lahh udah nyampe?” Tanya senja

“udahh senjaaa makanya jangan bengong mulu”

“hahaa maaf maaf dan, yukk”.