Malam awal semuanya

“Baju nya di benerin dulu” suara parau Mahendra sangat terdengar jelas.

Dua insan ini masih sangat setia di atas ranjang, dengan sprei yang berantakan dan beberapa baju yang entah kemana. Entah apa yang membakar pikiran Mahendra tadi malam, itu benar benar terjadi.

Hal yang seharusnya tidak mereka lakukan tapi pagi ini sudah cukup membuktikan jika malam itu benar benar terjadi.

“Maaf, aku kelewatan” lanjut Mahendra, Ayana hanya terdiam memandangi jari jemari nya, ini bukan lah rencana Aya. Ini di luar kendali mereka berdua.

Pikiran Ayana kacau, ia sendiri tidak tahu apa yang harus dilakukan. “Ayana” panggil Mahendra lembut

“Benerin bajunya Mahen, aku buatin sarapan ya” alih pembicaraan Ayana. “Hemm iya, ya”

Ayana pun berdiri, membenarkan baju yang ia pakai. Lalu tanpa bicara lagi Ayana melangkah kan kakinya ke dapur membuat kan sarapan untuk Mahendra. “Biru maafin aku” lirih pelan Mahendra

Dengan cekatan Mahendra memakai kembali baju yang tadi malam sempat ia lepas, Mahendra membereskan kembali kamar milik Aya. Memunguti satu demi satu kain dan bantal guling yang berjatuhan.

Setelah membereskan, Mahendra kembali duduk di pucuk kasur besar milik Aya. Lelaki ini benar benar terdiam, mengingat kembali kejadian tadi malam. Memang benar dia melakukan nya, tubuhnya saja masih sangat terasa berat dan lelah.

Setelah meninggal kan gadis nya sendiri, ia dengan cepat menuju apartemen Ayana. Awal nya hanya ingin menenangkan Ayana tapi entah apa yang merasuki Mahendra lelaki ini benar benar tergoda melihat Ayana malam itu.

Ayana yang sedang di mabuk alkohol pun dengan tidak sadar menyambar bibir manis milik Mahendra. Bukannya mencegah, Mahendra malah meneruskan kegiatan yang seharusnya mereka tidak lakukan.

Dengan rasa sesal yang ia bawa pagi ini, dan tanpa mereka berdua sadari di sini lah semua masalah di mulai.