Marah ya?

“engga kok, gemuk malah lucu” Tiba-tiba Mahendra mengeluarkan kata, Sabiru yang mendengar bingung apa maksud Mahendra.

“Ha? Ohh” butuh waktu beberapa detik untuk Biru mengerti maksut sang pacar. “Kok ga di makan?” Tanya Mahendra

“Iya” bohong jika Sabiru baik-baik saja setelah mendengar aduan dari Fasya sahabatnya. “Kamu kenapa? Kok kaya lesu gitu?” Mahendra pun kembali menerbitkan sebuah pertanyaan

“Aku? Gapapa” jawab singkat Sabiru, dengan santai nya Sabiru mengangkat kaki lalu pergi mengarah dapur tanpa kata satupun.

Mahendra yang melihat gerak-gerik Sabiru merasa ada yang janggal. “Mau kemana? Aku ikuttt” teriak Mahen

Benar saja, lelaki ini mengikuti Sabiru ke dapur. Padahal wanitanya hanya ingin mengambil segelas air putih. “Apaan si? Ngapain ngikutin aku” kerut dahi Sabiru terlihat sangat jelas.

“Marah ya?” Tanya mahen “Ga” Malla Sabiru bahkan kehilangan nafsunya untuk tersenyum.

“Gara-gara aku pergi sama Ayana kan? Aku ga ngapa-ngapain loh yang” tebakan Mahendra benar, wanita ini enggan tersenyum karena alasan ini.

“Aku memang nya permasalahin kamu ngapain aja? Engga kan. Ngasih kabar bisa kan? Jangan main pergi gitu aja.” Sabiru pun menyeruput segelas air bening di tangannya. “Maaf sayanggg”

Lelaki ini cukup menggemaskan. Bagaimana tidak, Sabiru yang ingin marah pun di buatnya geram akibat manyunan bibir Mahendra. “Apasi manyun-manyun, mau ngegoda aku biar maafin kamu?” Sabiru sebenarnya tak kuasa menahan tawa, perut nya sudah sepenuhnya kegelian.

“Iya, aku mau nyogok kamu pakek manyunan, biar di maafin” lihatlah ulahnya, bahkan bibir manis itu di buat semakin manyun.

“Udahh ahh aku ga marah, lain kali tuh bilang. Pamitan sama aku biar akunya ga bingung nyariin kamu”

“Iya iya sayang, maafin ya”

Satu kecupan mendarat di bibir Sabiru.

“Mahenn!”

“Apa sayang? Mau lagi? Yaudah aku nginep ya hehehe” lelaki ini justru asyik menyengir.

“Hemmm”

“Yeayy bolehh nginep”