Tentang Mama
“ma!! Apa-apaan si!” Teriak Sabiru di tengah keributan.
“Jadi aku anak om tio? Jadi itu alasan aku dari kecil tinggal sama nenek? Iya ma?” Tanya samudra bertubi-tubi
“Sayang, nak dengerin mama dulu”
“Terus Ayana gimana pa? Papa, Ayana hamil anak Sam pa. Gimana ceritanya Aya hamil sama abang Aya sendiri!” Teriak Ayana dengan kemarannya
Papa Ayana segera menatap anak nya lekat “Sayang, jangan marah dulu ya sama papa. Kamu bukan anak kandung papa nak, papa mengangkat kamu dari panti asuhan. Papa juga ga pernah nikah sayang, papa kesepian makanya papa angkat kamu sebagai anak papa” jelas om Tio
“Jadi? Jadi bener selama ini aku ga punya mama? Kenapa papa selalu bilang mama pasti pulang, sampai detik ini ga datang sosok mama di hadapan aku! Apaan sih pa? Apa semua ini? Kenapa bisa Sam anak papa!” Ayana meneteskan air mata nya.
“Mah jelasin mah” ucap Samudra pelan
Sabiru hanya membeku menyaksikan semua kegaduhan di depan matanya, Sabiru benar-benar tidak mengerti arti ini semua.
“Dulu, mama dan om tio kita sepasang kekasih. Awalnya memang tenang-tenang aja, sampai akhirnya nenek dan kakek kalian bilang kalo mama akan di jodohkan dengan papa kamu mal. Di situ mama bener-bener marah, ga terima, sakit hati semua nyampur jadi satu. Mau ga mau mama dan papa menikah, hati mama masih sepenuhnya milik om Tio papa kamu Sam. Kita masih cukup muda buat ngadepin itu semua, mama dan om Tio melakukan hal yang tidak sepantasnya di lakukan apalagi posisi mama yang sudah menikah dengan papa Malla”
Penjelasan mama Malla Sabiru berhenti, air mata mengalir dari mata perempuan paruh baya ini mengingatkan kembali apa yang terjadi di masa lalu.
“Mama minta maaf Samudra, akhirnya nenek sama kakek kekeh mau ngerawat kamu. Mama bener-bener ga mau tapi nenek kamu kekeh sayang, satu tahun kemudian mama hamil malla. Kalian terpisah dari kecil nak, maafin mama”
“Ma! Ini rahasia besar yang seharusnya mama jujur sama Malla sama bang Sam dari awal! Mama tau? Akibat ulah mama aku yang kena karma nya ma! Sakitt ma sakittt, aku selalu mikir apa kesalahan aku di masalalu sampai aku di kasih cobaan kaya gini, ternyata ini alasannya. Mama yang salah!!” Secepat kilat Sabiru berlari dari rumah dengan mata yang berceceran air mata.
“Nak, malla jangan pergi sayang” teriak Mama Biru.
“Mahen, Mahen iya aku harus pulang sama Mahendra” Sabiru pun segera menghubungi Mahendra.